FISIKA DASAR I
           SISTEM PARTIKEL




Disusun Oleh:
Achmad Bagus Trilaksono
NIM : 1211820001



                                      PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
                                     INSTITUT TEKNOLOGI INDOSNESIA
              SEPTEMBER, 2018




DAFTAR ISI
                                                                                                       
HALAMAN  JUDUL  ............................................................................  i
DAFTAR ISI .........................................................................................  ii
BAB     I     PENDAHULUAN .............................................................  1
BAB    I I     PEMBAHASAN ‘SISTEM PARTIKEL’......................... 2
A.  Pusat Massa .......................................................................  2
B.    Gerak Pusat Masa ..............................................................  4
C.    Momentum Sudut, Tenaga Sinetik Sistem ........................  5
D.    Impuls Dan Momentum .....................................................  7
E.     Momentum Dan Tumbukan............................................... 8
BAB III PENUTUP ............................................................................   12
A.    Kesimpulan ......................................................................  12
B.     Daftar Pustaka .................................................................  12

BAB I
PENDAHULUAN
Semua benda di bumi ini terdiri dari banyak partikel. Bahkan debu-pun terdiri dari partikel-partikel. Semua yang ada di bumi ini dapat ditinjau dengan mekanika newton. Hukum dasar mekanika terbukti mampu menjelaskan berbagai fenomena yang berhubungan dengan sistem diskrit (partikel). Hukum dasar ini tercakup dalam formulasi Hukum Newton tentang gerak. Pada bagian ini akan dibahas formulasi hukum mekanika pada sistem partikel dan benda benda yang terdiri dari partikel yang kontinyu (benda tegar).
Perbedaan mendasar antara partikel dan benda tegar adalah bahwa suatu partikel hanya dapat mengalami gerak translasi (gerak lurus) saja, karena secara logika, jika suatu partikel bergerak rotasi maka partikel itu tidak akan terlihat bergerak rotasi melainkan akan tetap terlihat bergerak lurus saja. Hal ini dikarenakan partikel tersebut sangat kecil. Sedangkan benda tegar selain dapat mengalami gerak translasi juga dapat bergerak rotasi yaitu gerak mengelilingi suatu poros ataupun mengalami gerak keduanya secara serempak yaitu translasi-rotasi.





BAB II
PEMBAHASAN ‘SISTEM PARTIKEL’
Sistem Partikel adalah  sistem ataupun benda yang terdiri dari banyak partikel (titik partikel) maupun benda yang terdiri dari partikel-partikel yang dianggap tersebar secara kontinyu pada benda.
A.    Pusat Massa

Pusat massa adalah lokasi rerata dari semua massa yang ada di dalam suatu sistem. Istilah pusat massa sering dipersamakan dengan istilah pusat gravitasi, namun demikian mereka secara fisika merupakan konsep yang berbeda. Letak keduanya memang bertepatan dalam kasus medan gravitasi yang sama, akan tetapi ketika gravitasinya tidak sama maka pusat gravitasi merujuk pada lokasi rerata dari gaya gravitasi yang bekerja pada suatu benda. Hal ini menghasilkan suatu torsi gravitasi, yang kecil tetapi dapat terukur dan harus diperhitungkan dalam pengoperasian satelit-satelit buatan.
Posisi pusat massa sebuah sistem banyak partikel didefinisikan sebagai berikut
.........(1)
Lihat gambar di samping. Dengan mengganti
   =  +  di mana   adalah posisi partikel ke-i relatif terhadap pusat massa, maka pers. Menjadi
  ....(3)


Dengan  adalah posisi partikel ke-i di dalam sistem, dan.            .........  (2)                          
........(4)
sehingga dapat disimpulkan bahwa
   .......(5)
....(6)
dengan dm adalah elemen massa pada posisi


Bila bendanya bersifat kontinyu, maka menjadi fungsi pusat massa akan menjadi integral :
Jika diuraikan pada komponene x,y,z maka;
.........(7)
Kecepatan masing-masing partikel penyusunnya;
........(8)



B.     Gerak Pusat Massa
Gerak pusat massa dapat diperoleh melalui definisi pusat massa. Kecepatan pusat massa diperoleh dari derivatif  persamaan pusat massa;
.......(9)
Dari persamaan ini, setelah dikalikan dengan M, diperoleh
..........(10)
Besaran   yang dapat kita anggap sebagai momentum pusat massa, tidak lain adalah total momentum sistem (jumlahan seluruh momentum partikel dalam sistem). Dengan menderivatifkan pers.diatas terhadap waktu, diperoleh
 ........(11)
dengan  adalah total gaya yang bekerja pada partikel ke-i. Persamaan di atas menunjukkan bahwa gerak pusat massa ditentukan oleh total gaya yang bekerja pada sistem.
Gaya yang bekerja pada sistem dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, gaya internal yaitu gaya antar partikel di dalam sistem, dan gaya eksternal yaitu gaya yang berasal dari luar sistem. Untuk gaya internal, antara sembarang dua partikel dalam sistem, i dan j misalnya, akan ada gaya pada i oleh j dan sebaliknya (karena aksi-reaksi), tetapi
 .........(12)
Sehingga jumlah total gaya internal pada sistem akan lenyap, dan
 .........(13)
Jadi gerak pusat massa sistem hanya ditentukan oleh total gaya eksternal yang bekerja pada sisem. Ketika tidak ada gaya eksternal yang bekerja pada suatu sistem, maka
........(14)
Atau berarti total momentum seluruh partikel dalam system konstan,
C.    Momentum Sudut, Tenaga Kinetik Sistem
Vektor posisi dan kecepatan partikel ke- i dalam sistem banyak dapat dinyatakan sebagai;
Dimana   dan   masing- masing adalah vektor posisi dan kecepataan partikel ke- i terhadaap pusat massa. Dari persamaan- persamaan (1), (5), (14) diperoleh
 ..........(15)
        Dan
     ...........(16)
Persamaan (15) dan (16)  menyatakan bahwaa vektor posisi dan kecepatan sistem terhadap pusat massanya ( terhadap dirinya sendiri) adalah nol.
Momentum sudut sistem banyak partikel dirumuskan sebagai,
 ........................(17)
......(18)
Suku pertama ruas kanan persamaan  berasal dari gerak pusat massanya, sering disebut momentum sudut orbital atau lintasan, dan suku keduanya berasal dari gerak partikel- partikel penyusun terhadap pusat massanya, sering disebut momentum sudut spin.
Apabila ada torsi ( moment gaya) eksternal yang bekerja pada sistem makaa berlaku persamaan,
 ...............(19)
Yang berarti pula jika resultan torsi eksternal nol, maka momentum sudutnya kekal, sebagai hukum kekekalan momentum sudut.
Tenaga kinetik sistem banyak partikel didefinisikan sebagai,
  .................(20)
Dengan persamaan (13) (14) (16) tenaga kinetik sistem dirumuskan menjadi,
 ................(21)
Atau
  ...................(22)
Merupakan penjumlahan dari tenaga kinetik pusat massa dan tenaga kinetik partikel- partikel penyusun terhadap pusat massanya.



D.    Impuls dan Momentum
Dalam suatu tumbukan, misalnya bola yang dihantam tongkat pemukul, tongkat bersentuhan dengan bola hanya dalam waktu yang sangat singkat, sedangkan pada waktu tersebut tongkat memberikan gaya yang sangat besar pada bola. Gaya yang cukup besar dan terjadi dalam waktu yang relatif singkat ini disebut gaya impulsif.
Dari hukum ke-2 Newton diperoleh
                                               
                                                           
Dilihat dari grafik tersebut, impuls dapat dicari dengan menghitung luas daerah di bawah kurva F(t) (yang diarsir). Bila dibuat pendekatan bahwa gaya tersebut konstan, yaitu dari harga rata-ratanya, Fr , maka
                                                           
            “ Impuls dari sebuah gaya sama dengan perubahan momentum partikel “.










E.     Kekekalan Momentum dalam Tumbukan

V 2
V 1
 


m 1
m 2
                                                                                   


F 12
F 21
m 1
m 2
bertumbukan
 




Dua buah partikel saling bertumbukan. Pada saat bertumbukan kedua partikel saling memberikan gaya (aksi-reaksi),  F12  pada partikel 1 oleh partikel 2 dan F21 pada partikel 2 oleh partikel 1.
Perubahan momentum pada partikel 1 :
Perubahan momentum pada partikel 2 :
Karena F21 = - F12  maka  Fr21 = - Fr12 oleh karena itu           Dp1  = - Dp2
Momentum total sistem : P = p1 +  p2  dan perubahan momentum total sistem :                             
“Jika tidak ada gaya eksternal yang bekerja, maka tumbukan tidak mengubah momentum total sistem”.           
selama tumbukan gaya eksternal (gaya grvitasi, gaya gesek) sangat kecil dibandingkan dengan gaya impulsif, sehingga gaya eksternal tersebut dapat diabaikan.

Tumbukan Satu Dimensi
a)    Tumbukan Lenting Sempurna
Tumbukan biasanya dibedakan dari kekal-tidaknya tenaga kinetik selama proses. Bila tenaga kinetiknya kekal, tumbukannya bersifat elastik. Sedangkan bila tenaga kinetiknya tidak kekal tumbukannya tidak elastik. Dalam kondisi setelah tumbukan kedua benda menempel dan bergerak bersama-sama, tumbukannya tidak elastik sempurna.
                        Sebelum Tumbukan                                        Sesudah Tumbukan                            
                   m1                        m2                                              m1                      m2         
                                                                                                                                                            v1                                 v2                                 v’1                               v2                                                                                                                                                         
Dari Kekekalan Momentum :
                        m1.v1   +  m2.v2  =  m1v’1 + m2v’2
Dari kekekalan tenaga kinetik :
                         m1 v12+ m2 v22  = m1v’12 + m2v22
Koefisien restitusi e=1
b)      Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali
V1 > v2
Dari kekekalan momentum :
                    m 1                       m 2                                          m 1+m 2
                            v1         v2                                                                          
                                    m1 v1   + m2 v2  =( m1+ m2 ) v
dengan koefisien restitusi e = 0. Kekekalan tenaga mekanik tidak berlaku, berkurang/bertambahnya tenaga mekanik ini berubah/berasal dari tenaga potensial deformasi (perubahan bentuk).
c)      Tumbukan Lenting Sebagian
Setelah tumbukan kedua benda berpisah, energi kinetik hilang dan momentum tetap. Dari kekekalan momentum :
                        m1 v1   + m2 v2  = m1v’1 + m2v’2
dengan koefisien restitusi  0 ≤ e ≤1







 Tumbukan Dua Dimensi                      
                                                                                    y                      sesudah                                                                                                                                  
m 1
sebelum                                       bertumbukan                                                                                                                                                                       m1                                                                                                                   v’1                                                                                                                                                                                                                                                                         1                                                                                                                                                                                                                                                                                 2                x                                                                                                                                                                                                             
 Dari kekekalan momentum , untuk komponen gerak dalam arah x :        m2   v’2
                                    m1v1 + m2v2 = m1(v’1 cos q1)+ m2(v’2 cos q2)
untuk komponen gerak dalam komponen y :                                           
0        = m1v’1 sin q1- m2v’2 sin q2
Dalam tumbukan dua dimensi juga terdapat tumbukan lenting sempurna,lenting sebagian, dan tidak lenting sama sekali.Bila dianggap tumbukannya lenting :
                        m1 v12 + m2 v22  = m1v’12 +  m2v22                                             

BAB III
KESIMPULAN
Ø  Sistem banyak partikel adalah  sistem ataupun benda yang terdiri dari banyak partikel (titik partikel) maupun benda yang terdiri dari partikel-partikel yang dianggap tersebar secara kontinyu pada benda.
Ø   Posisi pusat massa sebuah sistem banyak partikel didefinisikan sebagai berikut
Ø  Momentum sudut sistem banyak partikel dirumuskan sebagai,
o        ,     
Ø  Impuls dari sebuah gaya sama dengan perubahan momentum partikel
§         ,        
Ø  Tumbukan dapat dibagi menjadi tiga yaitu tumbukan lenting sempurna, tumbukna lenting sebagian, dan tumbukan tidak lenting sama sekali.




DAFTAR PUSTAKA

o   Riyanto.http//riyanto.wordpress.com. diakses pada tanggal 19 november 2010
o   Supliyadi.2009.Fisika program IPA.jakarta: Grasindo
o   Sistem partikel pdf.www.google.com. diakses pada tanggal 19 november 2010

Comments

Share artikel ini jika di rasa bermanfaat.

Popular posts from this blog

YUK BANGUN! RAPIHKAN KAMARMU DENGAN KONSEP DESAIN INI

5 DRAMA KOREA YANG WAJIB KALIAN TONTON

TERNYATA HAL INI YANG BISA MENJADIKANMU PENGUSAHA SUKSES